Penyusunan Buku Putih adalah untuk menjawab Dimana Kita Sekarang? Buku Putih dalam hal ini menguraikan kondisi dan permasalahan sanitasi yang dihadapi kab/kota dari berbagai aspek seperti aspek teknis dan kualitas pelayanan, kelembagaan dan peraturan, pendanaan, partisipasi masyarakat dan peran serta dunia usaha, dll.
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi permasalahan tersebut di atas, kemudian dirumuskan “Kemana Tujuan Kita?” dan “Bagaimana Mencapai Tujuan tersebut?”. Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut kemudian dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kota. Strategi ini mencakup visi dan misi sanitasi kota, tujuan dan sasaran, target, program dan rencana kerja. Untuk jelasnya keterkaitan antara Buku Putih (white book) dan Strategi Sanitasi ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
Buku Putih pada hakekatnya adalah gambaran karakteristik & kondisi sanitasi, serta prioritas/arah pengembangan kab/kota & masyarakat saat ini. Sedangkan kegunaan Buku Putih adalah sebagai baseline data tentang kondisi sanitasi kab/kota saat ini bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK) dan monev sanitasi.
Substansi Buku Putih Sanitasi mencakup:
- Aspek teknis
- Aspek kelembagaan sanitasi
- Aspek keuangan sanitasi
- Aspek komunikasi sanitasi
- Aspek partisipasi masyarakat, jender & kemiskinan (pmjk)
- Aspek partisipasi sektor swasta & lembaga non pemerintah
- Akses masyarakat terhadap sarana sanitasi & PHBS
Proses penyusunan Buku Putih dilakukan oleh POKJA Kota/Kabupaten. Untuk memperoleh hasil yang optimal akan dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Pelatihan Pokja
2) Pengkajian setiap aspek yang terdiri dari aktivitas:
- Pengumpulan data sekunder dan primer
- Diskusi (FGD, dan lokakarya)
- Survey lapangan
3) Penetapan Area Berisiko.
4) Konsultasi Publik
5) Penyusunan dokumen
Salah satu output dari Buku Putih adalah Penetapan Area Berisiko Sanitasi dari berbagai aspek. Dengan adanya pemetaan ini dapat diketahui kelurahan / kecamatan mana saja yang mempunyai resiko sanitasi yang tinggi, menengah, rendah, dan aman (tidak ada resiko). Salah satu contoh Penetapan Area Berisiko Sanitasi dapat dilihat pada gambar berikut ini:
PENYUSUNAN STRATEGI SANITASI KOTA
SSK pada hakekatnya adalah sebagai strategi dan rencana pembangunan sanitasi jangka menengah kab/kota yang bersifat komprehensif dan terintegrasi. Sedangkan kegunaan SSK:
- Acuan sharing peran antar pelaku pembangunan sanitasi
- Kendali bagi realisasi pembangunan sanitasi yang berbasis kinerja
- Gambaran kebutuhan pendanaan sanitasi tahunan dan jangka menengah
Substansi SSK secara garis besar mencakup:
- Visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan sanitasi
- Zona dan sistem layanan sanitasi
- Isu-isu strategis dalam pengelolaan sanitasi
- Strategi Pembangunan Sanitasi
- Program dan Kegiatan Jangka Menengah dan Tahunan
SSK sebagai dokumen perencanaan akan memberikan arahan terhadap zona-zona dan sistem pelayanan sanitasi, dan tahapan pembangunannya (jangka menengah dan panjang). Sebagai contoh di sektor pengelolaan air limbah, disini terdapat beberapa sistem yang layanan sanitasi yang dapat dikembangkan untuk kelurahan/kecamatan tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat, misalnya CLTS & MCK+, sistem on-site, dan sistem off-site.
PRINSIP KERJA PENYUSUNAN SSK
- Skala kota dan multi sektor
- Dari, oleh dan untuk Pokja
- Sinkronisasi perencanaan top down & bottom up
- Berdasarkan data empiris
Catatan:
- Disarikan dari bahan presentasi Konsultan USDP pada acara Lokakarya Nasional 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar